Panas terik matahari sudah mulai
mencapai puncaknya namun lelaki itu masih dengan giat bekerja menawarkan
barang dari rumah ke rumah. Ya lelaki itu adalah seorang salesman yang
bernama naufal lengkapnya naufal priyoatmojo. Lelaki paruh baya itu
sudah bekerja di sebuah perusahaan ternama dijakarta satu setengah tahun
lamanya. Dia adalah seorang lelaki perantauan dari desa yang telah
kehilangan sanak saudara dan orang tuanya, oleh karena itu dia mencoba
mengadu nasib di Jakarta. Dia adalah seorang sarjana manajemen bisnis
S-1, namun karena nasibnya yang kurang mujur dia hanyalah menjadi
seorang salesman. Namun dia tidak pernah berputus asa dan selalu
bersyukur atas apa yang sudah dia dapatkan hari. Suatu hari dia bertemu
dengan seorang wanita saat sedang makan di sebuah restoran, mereka duduk
bersama karena saat itu meja sudah penuh semua dan hanya ada satu meja
kosong untuk mereka berdua, mau tak mau mereka pun harus duduk bersama.
Percakapan pun mulai muncul diantara keduanya,
“biasa makan disini mba ?” kata sang pria.
“ya mas saya biasa makan siang disini kalo istirahat” jawab sang wanita.
“ooh, perkenalkan nama saya naufal” sambung pria itu.
“saya vina mas, salam kenal” jawab wanita itu.
“saya panggil vina ajja boleh mba ?” Tanya sang pria.
“silahkan mas keliatan lebih santai” jawabnya.
Selang beberapa lama bercengkrama sang wanita
memutuskan untuk pergi duluan karena dia harus kembali bekerja, naufal
pun mempersilahkannya. Semenjak itu mereka mulai sering bertemu dan
makan siang bersama, mulai tukar no hp dan mulai berkenalan lebih jauh
lagi. Vina adalah seorang anak dari direktur utama perusahaan ternama di
kota bogor, dan dia dipercaya sebagai pemegang perusahaan. Dalam
usianya yang cukup muda dia adalah seorang wanita karir yang sukses dan
menjadi idaman para pria. Vina mempunyai paras yang cantik kulit putih
bersih dan senyuman yang bisa dikatakan membuat para pria jatuh hati
padanya.
Entah apa yang membuat naufal menjadi salah satu pria yang
menarik untuknya, semenjak pertama bertemu itu sebenarnya naufal sudah
menaruh hati kepada vina. Ternyata naufal pun bukan cinta bertepuk
sebelah tangan, setelah sering bertemu tumbuh benih cinta dalam hati
vina. Tak lama setelah mereka dekat akhirnya mereka pun sepakat untuk
menjalin hubungan yang lebih serius dari seorang teman yaitu kekasih.
Hampir 2 tahun sudah mereka berpacaran dan mereka sepakat untuk menuju
jenjang selanjutnya, yaitu tunangan dan kemudian melangsungkan akad
nikah. Namun masalah mulai timbul disini, semua keluarga vina tidak ada
yang setuju dan semua heran kepada dia. Apa yang vina lihat dari lelaki
itu ? wajahnya ? kekayaannya ? tanggung jawabnya ? kasih sayangnya ?
atau apanya ? semua terlihat heran saat pertama melihat naufal datang
kerumah vina. tanpa basa basi naufal mencoba untuk beramah tamah dengan
kedua orang tua vina.
“malam om” naufal membuka pembicaraan.
“malam” jawab ayah vina.
“perkenalkan saya naufal kekasihnya vina” kata naufal.
“iya saya sudah tau” jawab ayah vina ketus.
Tak menyerah naufal kembali bicara “saya kemari mau melamar vina om”
Dengan wajah tak ramah ayah vina hanya menjawab “Tanya sendiri saja dengan vina mau tidak”.
“tapi saya butuh restu dari om dan tante” jawab naufal dengan nada lirih.
“itu urusan saya nanti, sekarang sebaiknya kamu
pulang sudah malam lanjutkan besok” dengan nada yang cukup keras dan
tidak ramah sama sekali.
Naufal pun ijin pulang kepada ayah dan ibu vina “saya pulang dulu om tante”.
Ayah vina hanya menjawab dengan ketus “ya silahkan, selamat malam”.
Keesokan harinya rutinitas kehidupan pun
berjalan dengan biasa, namun ada yang berbeda dengan naufal. Dia
terlihat muram karena masih cukup kecewa dan sakit hati dengan ayah dan
ibu vina namun dia coba untuk tidak memperlihatkannya depan vina saat
makan siang bersama. Mereka pun bertemu di restoran yang sama seperti
biasa untuk makan siang. Vina memperhatikan wajah naufal yang terlihat
muram dan mulai bertanya.
“kamu kenapa fal ?” tnya vina.
“a..a.. aku gpp kog vin Cuma cape ajja” jawab naufal dengan sedikit tersekat.
“beneran gpp ? wajah kamu kaya muram banged gitu ?” Tanya vina sekali lagi.
“beneran aku gpp kog Cuma cape ajja tadi panas banged” jawab naufal untuk meyakinkan vina.
“yaudah kalo gitu, aku punya kabar soal hub kita fal” jawab vina dengan lirih.
“gimana dengan orang tua kamu vin ?” jawab naufal dengan sedikit gugup.
“mereka bilang semua terserah aku, karena nantinya aku yang akan menjalani semuanya” jawab vina dengan yakin.
“terima kasih ya sayang aku janji nda akan mengecewakan kamu atas pilihan ini” jawab naufal dengan wajah girang.
Mereka pun menyelesaikan makan siangnya dan bersiap
kembali ke kantornya masing masing. Sekian lama mereka berpacaran orang
tua vina tetap ketus kepada naufal dan seperti tidak menerima
kehadirannya setiap datang kerumah. Dan setiap malam pun vina selalu
ditanya oleh keluarganya mengapa dia memilih dia untuk menjadi suaminya,
hampir setiap malam vina berdebat dengan 2 kakak lelakinya dan ayah
ibunya. Vina selalu dipojokan dengan pertanyaan mereka. Jika difikir pun
memang kita semua akan bertanya, mengapa wanita cantik, mapan, matang,
kaya seperti vina bisa jatuh cinta kepada lelaki seperti naufal yang
wajah biasa, pekerjaan tak terlalu mapan, dan asal usul yang tidak
jelas, namun 1 hal yang meyakinkan vina bahwa dia yakind jika naufal
mencintainya tulus bukan dasar siapa dia sekarang.
Hari demi hari pun berlalu akhirnya hari H itu
pun datang, hari dimana mereka akan melangsungkan akan nikah di sebuah
masjid dengan acara yang tidak terlalu mewah karena naufal tidak
menginginkannya. Akad nikah pun dilangsungkan dan akhirnya mereka resmi
menikah pada hari itu. Mereka pun sepakad untuk tinggal sendiri dan
membeli rumah di kawasan yang tidak terlalu elit di bogor. Kehidupan
mereka pun seperti biasa tetap bekerja di pekerjaannya masing masing.
Menginjak 1 tahun pernikahannya para tetangga mulai membicarakan mereka,
ada yang menghujat mengejek dan bisik bisik jika mereka sedang berjalan
bersama. “apa sih yang dilihat wanita itu dari sii lelaki ? penghasilan
lebih besar istrinya, istrinya cantik begitu namun lelakinya tidak ada
yang bisa di banggakan” kata salah seorang tetangga yang berbisik kepada
tetangga lainnya. Mendengar hal itu vina hanya mengelus dada dan
mencoba sabar tidak memperdulikannya. Pernah suatu waktu vina menyuruh
naufal untuk berhenti bekerja saja karena vina merasa penghasilannya
sudah cukup untuk menghidupi mereka.
Namun naufal mencoba menolaknya
dengan halus “maaf din bukan maksud kakanda untuk menolak usul baik
adinda, namun kakanda lebih senang jika bekerja daripada harus berdiam
diri dirumah, toh hasil jerih payah kakanda juga itung itung menambah
tabungan kita nantinya”. Vina mencoba mengerti dan tersenyum mendengar
jawaban dari naufal “ya sudah kalau itu kemauan kakanda, adinda menerima
saja” jawab vina. Akhirnya setelah beberapa lama menikah menginjak
tahun kedua vina dikaruniai kehamilan dan sementara cuti untuk bekerja.
Sehingga semua pekerjaan rumah, kantor, dan yang lainnya dikerjakan oleh
naufal semua, karena dia tidak ingin vina kecapean. Vina merasa senang
melihat dan memiliki suami yang begitu tanggung jawab dan perhatian
kepadanya. Namun berbeda dengan pendapat keluarga vina itu, mereka malah
mau mengajak vina tinggal dirumahnya saja karena takut jika disana dia
tidak terurus. Naufal sedikit merasa kecewa dan terpukul oleh omongan
sang ayah, namun dia tetap mencoba sabar dan menjawab dengan nada sopan
“saya masih bisa om mengurus vina dan lainnya disini sendiri tidak perlu
merepotkan om dan tante”. Vina pun ikud berbicara “biarkan vina disini
yah nemenin suami vina”. Ayah vina hanya menjawab “yasudah terserah
kalian” dengan nada ketus kemudian pergi.
Akhirnya 8 bulan lebih pun berlalu, kehamilan
vina sudah mulai menginjak kelahirannya. Perutnya sudah sangat membesar
dan naufal suaminya pun semakin hati hati menjaga dia tidak sedetik pun
dia lewatkan bersamanya. Namun naas kejadian yang tidak diinginkan
menimpa vina istrinya itu, saat dia sedang ke kamar mandi sendirian
malam malam dia terjatuh dan mengalami pendarahan, naufal yang sedang
tertidur pun terbangun saat menyadari vina tidak ada bersamanya dikamar.
Naufal panik dan mencarinya kesana kemari, saat dia menemukan vina
pingsan di kamar mandi dia shock dan langsung membawanya ke rumah sakid
menggunakan mobilnya.
Dengan perasaan bingung, takut, kalap, dan tidak
tahu harus bagaimana memacu mobilnya semakin kencang dan bibirnya tidak
berhenti bershalawat. Setibanya dirumah sakid vina langsung di bawa ke
ruang UGD karena memang sudah mulai parah. Tak lupa naufal menelfon
keluarga vina dan mereka sesegera mungkin datang ke rumah sakid, mereka
semua sontak menyalahkan naufal semua karena tidak bisa menjaganya
dengan baik. Naufal disana hanya bisa sabar tawakal dan pasrahkan
semuanya ke Allah SWT, tak henti hentinya naufal bershalawat bibirnya
melafalkan kalimat allah. Setelah beberapa jam menunggu dokter keluar
dari ruang operasi dan berkata kepada keluarganya “disini mana suaminya
?” naufal menjawab dengan gugup “saya dok, vina bagaimana ? apa tidak
apa apa ?” dokter hanya menjawab “ikud ke ruangan saya”.
“sebenarnya vina kenapa dok ? bagaimana dengan dia dan kandungannya ?” naufal bertanya dengan sangat gugup dan panic.
“sepertinya istri bapak kemungkinannya untuk hidup hanyalah 10% begitu juga dengan bayinya” jawab dokter itu.
Sontak naufal menangis dan bingung harus menjawab
dan berkata apa kepada keluarga vina. Saat itu naufal benar benar
bingung harus melakukan apa, namun dia percaya Allah akan selalu berada
di sisinya dan senantiasa mendengarnya. Naufal berkata kepada dokter itu
“kemungkinan operasi berapa persen dok untuk bisa melahirkan ?” dokter
menjawab “kemungkinannya tak lebih dari 20%, bagaimana ?” naufal dengan
yakind menjawab “jika itu jaland yang terbaik tolong lakukan yang
terbaik untuknya dok”. Dokter menjawab “baiklah, rumah sakit ini akan
berusaha semampu mungkin untuk menolongnya”. Jam demi jam pun berlalu
keluarga vina memilih untuk pulang kerumah, namun tidak dengan naufal.
Dia tak henti hentinya menunggu dirumah sakid itu untuk sholat dan
shalawat terus menerus meminta kesembuhan untuk istrinya tercinta.
Setelah beberapa jam terlewati dokter mengabarkan bahwa bayinya dapat
terselamatkan namun istrinya naas dia koma dan kemungkinan untuk kembali
hidup terlalu sedikit. Perasaan naufal benar benar campur aduk bingung
shock dan seperti tidak punya gairah untuk hidup karena wanita satu
satunya yang sangat dia sayang sekarang sedang terbaring lemah tak
berdaya dirumah sakid. Tak henti hentinya naufal bolak balik kerumah
sakid untuk menemani istrinya itu, hampir setiap harinya kegiatannya
hanyalah mengurus 2 buah jagoan kecilnya dan 1 perempuan anaknya itu.
Tak pernah lelah dan tak pernah mengeluh atas kejadian yang dia hadapi
ini, dia selalu mencoba tegar dan sabar. Setiap malam dia sempatkan
untuk sholad tahajud di kamar istrinya dan tak henti berdoa terus sambil
sesekali memegang tangan istrinya dan membisikan cerita sehari harinya
dan melafadkan lafat Allah ditelinganya.
Setengah sudah berlalu istrinya
koma dirumah sakid terbujur lemah tak bergerak, keluarganya hanya bisa
pasrah dan mulai tergerak hatinya melihat perjuangan naufal itu. Dia tak
pernah lelah apa lagi mengeluh di depan mereka semua, dia ikhlas
menjalani semua ini karena dia yakind atas kesembuhan istrinya itu.
Akhirnya menginjak bulan ke 7 sebuah keajaiban terjadi, vina istrinya
mulai tersadar saat naufal sedang tahajud dirumah sakid itu. Vina
memanggil dengan suara yang sangat lirih “kakanda … kakanda” dengan
wajah girang dengan derail air mata naufal langsung bangun dan menuju
tempat tidur vina, “iiah adinda ? ada apa ? apa yang kau butuhkan” jawab
naufal dengan wajah bahagia terharu. “adinda kangen sama kakanda,
berapa lama adinda dsini ?” jawab vina dengan nada lirih, “7 bulan
lamanya kamu berada disini din” jawab naufal dengan nada sesenggukan
karena menangis bahagia. Langsung naufal memanggil dokter untuk
memeriksa vina, dan hasilnya ajaib vina sudah mulai pulih dan dalam
beberapa hari ato minggu dia sudah boleh pulang. Kabar gembira ini pun
langsung naufal kabarkan kepada keluarga vina, mereka langsung datang
dan bersujud sukur kepada Allah swt.
Mereka berterima kasih kepada
naufal yang senantiasa setia menjaga vina hingga pulih seperti ini. 3
minggu berlalu akhirnya vina sudah di perbolehkan pulang, namun naas dia
lumpuh dan tak bisa menggerakan kakinya. Akhirnya vina kehilangan semua
pekerjaannya, dan sang suami lah yang menggantikan jabatanya itu.
Hampir 2 tahun sudah keadaan itu dialami oleh vina dan naufal, namun
cinta naufal ke vina tidak pernah berkurang sedikitpun. Dengan telaten
dia menjaga vina merawat vina dan mengurus semua buah hatinya, dan tak
lupa setiap sore dia mengajak vina dan anak anaknya berjalan jalan
keliling komplek. Dan cibiran tetangga pun mulai terdengar lagi,
“beruntung sekali wanita itu memiliki laki laki semulia dia, yang tidak
pernah letih mengurusnya dan menjaganya” kata salah satu tetangga, dan
tetangga lainnya menjawab “kalo aku jadi lelaki itu mungkin aku akan
mencari wanita lain saja yang jauh lebih normal dari dia”. Sontak hati
vina seperti teriris dan ingin menangis minta pulang kerumah. Dia
berkata kepada suaminya “mas kenapa kamu tidak mencari wanita lain saja
yang jauh lebih bisa melayani kamu lebih dari aku ?” naufal menjawab
dengan halus dan sabar “adinda kenapa berkata seperti itu ?” vina
menjawab sambil menangis terisak “aku tak pantas buat kamu mas, aku ini
tidak cantik, aku lumpuh, dan yang pasti aku tidak bisa membahagiakanmu”
naufal menjawab lagi dengan sabar dan halus “kenapa aku harus
meninggalkanmu ? aku mencintaimu bukan dasar siapa kamu sekarang, aku
mencintaimu tulus jauh dari lubuk hatiku, apakah aku mencintaimu hanya
karena paras dan hartamu ? tentu saja tidak” vina menjawab “tapi mas aku
ini benar benar tidak pantas untuk mu aku tidak bisa apa apa sekarang
ini, hanya akan menyusahkanmu saja” dengan halus naufal menjawab lagi
“kenapa kamu dulu tidak meninggalkan aku ? padahal diluar sana jauh
lebih banyak pria yang lebih mapan dan tampan daripada aku tentunya ?”
vina hanya menjawab “karena aku cinta sama kamu mas, aku yang udah milih
dan nentuin kamu jadi pendamping hidup ku” naufal menjawab “begitu juga
jawaban ku din, aku tidak akan pernah meninggalkan mu karena kamu juga
tidak pernah meninggalkan ku, aku masih disini untuk setia menjagamu
sampai kapanpun” vina kembali menangis “terima kasih mas kamu benar
benar pria yang bisa jadi pegangan hidupku, aku bener bener bangga udah
milih kamu jadi suami ku” sambil mengusap air mata istrinya dan
memeluknya berkata “iyah sayang sama sama” kemudian mengecup kening
istrinya yang sudah mulai pucat dan keriput itu karena dimakan usia.
Pernah suatu sore mereka berdua akan berjalan jalan di taman, sebelumnya
naufal mendadani vina dengan cantik dengan make up, mengkilatkan kuku,
dengan baju yang cantik, dan lainnya.
Vina bertanya “untuk apa semua ini
mas ? mau diapakan saja aku tetap seperti ini” naufal hanya menjawab
dengan tulus “aku ingin adinda terlihat cantik meskipun seperti sekarang
ini, buat aku di dunia ini tidak ada wanita yang lebih cantik daripada
adinda” vina merasa terharu dan menangis di pelukan naufal. Ya lelaki
itu lelaki yang rela menghabiskan waktunya hanya untuk seorang wanita
yang bisa dikatakan kurang beruntung. Sekarang 28 tahun sudah umur
pernikahan mereka yang dikarunia 2 orang jagoan kecil dan seorang gadis
cantik yang sudah pada dewasa.
Ini adalah cinta dari seorang lelaki biasa yang tidak punya
sesuatu apapun untuk dibanggakan, hanya sebuah kesetiaan yang dia punya
untuk selalu membahagiakan istrinya. Dari sini kita dapat belajar akhir
cerita yang indah tidak selalu mempunyai awal yang manis dan cerita yang
berakhir sedih tidak selalu memiliki awal yang sedih. Pesan moral yang
bisa kita dapat dari cerita ini adalah, jangan pernah memandang orang
sebelah mata apa lagi hanya dari luarnya saja. so do not ever judge people from the outside, but also from deep in his heart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar